Jumat, 26 Juni 2015

Facebook Versi Enteng Sudah Bisa Diunduh di Indonesia

 
 
Google Play Store Facebook Lite, aplikasi Facebook versi ringan yang ditujukan untuk smartphone Android low-end
 
JAKARTA, KOMPAS.com - Resmi diperkenalkan pada awal 2015, aplikasi Facebook Lite akhirnya diluncurkan di Indonesia. Mulai hari ini, Kamis (25/6/2015), aplikasi yang ditargetkan untuk smartphone Android low-end itu sudah tersedia secara gratis di Google Play Store Indonesia.

"Kami sangat gembira untuk merilis Facebook Lite di Indonesia hari ini," kata Vijay Shankar, Product Manager Facebook Lite, di acara pengenalan aplikasi tersebut di Jakarta, Kamis (25/6/2015).

Tim Facebook Lite mengklaim telah mendesain aplikasi yang sangat ringan sehingga ia sangat cocok digunakan di perangkat Android low-end sekalipun.

Lebih lanjut, Shankar menyatakan bahwa perangkat Android low-end sebenarnya memang bisa digunakan untuk membuka aplikasi Facebook original.

Namun, dengan begitu banyak fitur yang dipasangkan, aplikasi original bisa sangat memberatkan sistem. Oleh karena itu, pengguna Android low-end yang ingin tetap mengakses Facebook secara nyaman disarankan untuk memakai versi Lite-nya.

"Facebook Lite luar biasa kencang," ujar Shankar.

Facebook Lite juga melakukan berbagai macam kompresi, terutama di sisi gambar, agar bandwidth internet yang digunakan tidak terlalu banyak.

Selain itu, Facebook Lite hadir dengan memori instalasi yang sangat kecil, hanya sekitar 430 KB, membuatnya tidak memberatkan kapasitas penyimpanan.

"Anda tidak perlu lagi menghapus aplikasi lain, jika memori kepenuhan," tutur Shankar.

Meski hadir lebih ringan dan lebih kecil dari versi original, Shankar menyatakan bahwa pengguna Facebook Lite akan mendapatkan pengalaman yang tidak jauh berbeda. Fungsi-fungsi dasar Facebook, seperti unggah status, foto, memberikan komentar, dan membagikan tautan berita.

Hanya saja, saat ini aplikasi Facebook Lite belum bisa digunakan untuk memutar video.

"Video dapat memberatkan aplikasi dan juga menyedot internet dengan cukup besar. Oleh karena itu, kami belum menghadirkan fitur tersebut," bebernya.

Facebook Lite merupakan versi penyederhanaan dari situs mobile Facebook yang pernah digunakan pada tahun 2009-2010 lalu.

Namun Facebook menambahkan beberapa fungsi modern, seperti push notification serta integrasi aplikasi dengan kamera di ponsel agar pengalaman yang didapat pengguna menyerupai aplikasi Facebook di smartphone premium.

Saat ini, Facebook Lite memang baru tersedia di Android saja. Akan tetapi, Shankar tidak menutup kemungkinan, aplikasi tersebut bakal hadir jua di platform lain.

Untuk mengunduh aplikasi Facebook Lite di Google Play Store, silahkan kunjungi tautan berikut ini.‎

 
Deliusno/Kompas.com Vijay Shankar, 
 
Product Manager Facebook Lite, saat meluncurkan Facebook Lite di Jakarta, Kamis (25/6/2015)

Selasa, 23 Juni 2015

Internet 5G Ditetapkan Sekencang 20 Gbps

 
Recode Ilustrasi 5G

KOMPAS.com — International Telecommunication Union (ITU) akhirnya sepakat soal standar teknologi 5G untuk jaringan telekomunikasi masa depan. Salah satunya menyebutkan bahwa sebuah jaringan 5G memiliki kecepatan sampai dengan 20 gigabit per second (Gbps).

Artinya, saat teknologi tersebut sudah diterapkan, pada praktiknya pelanggan layanan telekomunikasi akan merasakan kecepatan internet antara 100 hingga 1.000 Mbps. Pengguna pun bakal bisa memakainya untuk mengakses hal baru, misalnya streaming video beresolusi 4K dan virtual reality menggunakan jaringan mobile.

Spesifikasi yang dibahas ITU juga menyinggung soal internet of things (IoT). Mereka mensyaratkan 5G mesti sanggup menyediakan kecepatan transmisi data 100 Mbps ke lebih dari 1 juta perangkat IoT dalam radius 1 kilometer persegi.

Meski sudah muncul gambaran soal kecepatan, pembahasan tersebut belum selesai. Detail final soal 5G akan dikonfirmasi pada Oktober mendatang, setelah proposal mengenai standar teknologi itu disetujui oleh 193 negara anggota ITU.

Dilansir KompasTekno dari AndroidAuthority, Senin (22/6/2015), diperkirakan bahwa teknologi ini baru akan mulai didistribusikan pada 2019, dan implementasi komersialnya diperkirakan mulai ada pada 2020.

Namun, bagi pengguna yang ingin benar-benar tahu kecepatan 5G ini, paling cepat akan melihatnya pada 2018, tepatnya dalam demo yang akan diselenggarakan dalam olimpiade musim dingin di Pyengchang, Korea Selatan.

Walaupun prediksi roadmap itu hanya berselang lima tahun ke depan, saat ini banyak negara yang masih berkutat pada penggelaran 4G dan belum mempunyai visi ke arah 5G. Baru beberapa negara, seperti Korea Selatan, Tiongkok, dan Inggris, yang sudah mempunyai persiapan untuk 5G.

Contohnya Korea Selatan, baru-baru ini operator telekomunikasi KT bekerja sama dengan Samsung untuk meluncurkan GiGA LTE berkecepatan 1,17Gbps. Teknologi jaringan tersebut memanfaatkan agregasi antara LTE dengan WiFi hotspot untuk meningkatkan kecepatannya dan dianggap sebagai peralihan antara 4G ke 5G.

Pentahbisan imam baru di Tiongkok menunjukkan energi baru



Pentahbisan imam baru di Tiongkok menunjukkan energi baru thumbnailGereja Katolik di Tiongkok telah menahbiskan sejumlah imam baru pada tahun ini dan menyambut sejumlah wanita yang bergabung dengan Kongregasi Religius, yang menunjukkan energi baru dari umat Katolik untuk menyaksikan iman dan melayani masyarakat, demikian laporan.

Sekitar 2.000 umat Katolik menghadiri pentahbisan imam dari enam diakon pada 11 Juni di Xian Xian (Cang Zho), salah satu keuskupan terbesar di Tiongkok, demikian kantor berita Fides.

Upacara pentahbisan itu berlangsung di katedral, yang diadakan secara konselebrasi oleh 153 imam.

Keuskupan Agung Xi An  menahbiskan seorang  diakon bernama Antonio, di katedral yang bertujuan untuk menghormati  Santo Antonius dari Padua, yang bertepatan dengan  Pesta santo itu pada 13 Juni.

Uskup Dang Ming Yan dari Xi memimpin upacara pentahbisan itu yang dihadiri oleh sekitar 1.000 umat Katolik.

Dia mendesak para imam baru tersebut untuk “selalu mengikuti Yesus, memperkuat iman seseorang dan orang lain, memberikan kesaksian untuk amal dan menyebarkan Injil dengan kasih”.

Selama Hari Raya Hati  Yesus Yang Mahakudus, pada 12 Juni, Kongregasi Suster-Suster Hati Kudus Yesus di Keuskupan Nan Chang, di Provinsi Si Chuan, menyambut seorang biarawati baru.

Sumber: ucanews.com

Ensiklik Paus Fransiskus dipuji para aktivis lingkungan


Ensiklik Paus Fransiskus dipuji para aktivis lingkungan thumbnailPara aktivis lingkungan  di Filipina pada Kamis memuji ensiklik Paus Fransiskus tentang lingkungan bahkan para aktivis mendesak Vatikan untuk merealisasikan  pesan  ensiklik dengan menghentikan  investasi keuangan yang diduga di perusahaan bahan bakar fosil. 

Ensiklik, berjudul “Laudato Si”, dirilis pada Kamis dan diharapkan ensilik  tersebut bisa berdampak pada manusia karena manusia  memiliki tanggung jawab moral  melindungi lingkungan – tema yang Paus Fransiskus telah sampaikan ke publik sebelumnya.

“Mungkin keajaiban yang terjadi di depan mata kita dengan ensiklik itu”, kata  Pastor John Leydon, dari Gerakan  Katolik untuk Iklim.

“Para pemimpin kita telah gagal dan terus gagal. Semua orang  harus bertindak tegas dan bertindak sekarang,” katanya.

Jose Leon Dulce, koordinator kampanye untuk Jaringan Kalikasan Rakyat untuk Lingkungan, mengatakan ensiklik ini menunjukkan  tindakan  konkret  Gereja untuk melindungi lingkungan.

Naderev Sano, mantan pejabat dari Komisi Perubahan Iklim Filipina, mengatakan ensiklik Paus akan “berpengaruh kuat” dalam sistem ekonomi global yang telah mengeksploitasi orang miskin dan planet.
“Paus Fransiskus telah terbukti menjadi Paus untuk masyarakat miskin dan teladan seorang pemimpin sejati. Ia telah menjadi lambang kekuatan spiritual, solidaritas dengan agama lain,” kata Sano, yang memimpin  ”ziarah rakyat” selama enam bulan di seluruh dunia akibat  terpukul oleh perubahan iklim.

Ziarah itu diluncurkan awal bulan ini di Pulau  Vanuatu untuk menyoroti dampak perubahan iklim. Kegiatan ini akan berakhir di Paris sebelum 30 November, awal  Konferensi PBB tentang Perubahan Iklim, dimana negara-negara dijadwalkan mencapai  kesepakatan tentang iklim global baru.

Semakin banyak kelompok berbasis agama telah meminta Vatikan  melakukan divestasi perusahaan bahan bakar fosil setelah Dewan Gereja Dunia tahun lalu.

“Krisis perubahan iklim adalah refleksi dari krisis moral global yang mendalam dan dengan demikian, organisasi Gereja  berperan penting dalam mengurai  kekacauan ini,” kata Sano.

“Kami berharap pesan Paus Fransiskus  lebih menekan  masyarakat dunia untuk membuat kesepakatan tentang iklim yang secara hukum akan mengikat negara-negara kapitalis dan perusahaan mereka untuk  mengurangi emisi mereka,” kata Dulce.

Dia menambahkan bahwa kelompok-kelompok lingkungan di Filipina berharap ensiklik Bapa Suci “akan mendorong  gerakan peduli lingkungan global untuk  yang mengutamakan rakyat dan planet”.

 Uskup Agung Socrates Villegas, ketua Konferensi Waligereja Filipina, mengatakan, perubahan iklim terjadi “akarnya adalah ketidakpedulian kita untuk masalah lingkungan dan ekologi …”.

0619c

Sumber: ucanews.com

KPI Umumkan Tiga Sinetron Tak Berkualitas

Senin, 22 Juni 2015 | 16:22 WIB

Logo Komisi Penyiaran Indonesia.

JAKARTA, KOMPAS.com — Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) mengumumkan, ada tiga sinetron yang tidak berkualitas berdasarkan survei indeks kualitas secara khusus untuk tiga jenis program televisi, yakni program berita, sinetron, dan variety show. Hal ini dipaparkan oleh Endah Murwani, Ketua Bidang Penelitian Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI), yang didampingi oleh Ketua KPI Pusat, Judhariksawan.

"Hasil penelitian menunjukkan, sinetron Emak Ijah Pengen ke Mekah (SCTV), 7 Manusia Harimau (RCTI), dan Sinema Pintu Tobat (Indosiar) dinilai tidak berkualitas," terang Endah dalam jumpa pers "Hasil Survei Indeks Kualitas Program Siaran Televisi: Segmen Program Khusus", di Gedung KPI Pusat, Jalan Gajah Mada, Jakarta Pusat, Senin (22/6/2015).

Dari hasil survei dengan kriteria mengenai relevansi cerita, pembentukan watak dan jati diri bangsa, penghormatan keberagaman, norma dan sosial, non-kekerasan, dan non-seksual, indeks kualitas ketiga sinteron tersebut rendah.

Total indeks kualitas Emak Ijah Pengen ke Mekah hanya 2,90; Sinema Pintu Tobat 2,90; dan 7 Manusia Harimau 2,20. Sementara itu, standar indeks kualitas yang ditetapkan oleh KPI adalah sangat tidak berkualitas (1,00), tidak berkualitas (2,00), kurang berkualitas (3,00), berkualitas (4,00), dan sangat berkualitas (5,00).

"Indeks ketiga sinetron tersebut cukup jauh di bawah standar kualitas yang ditetapkan KPI yakni 4,00, terutama untuk sinetron 7 Manusia Harimau, yang indeksnya 2,20," terang Endah lagi.

Skala indeks kualitas itu diukur dari dua bagian. Pertama, menurut tujuan, fungsi, dan arah penyiaran. Kedua, menurut Kode Etik dan Undang-undang dan Pedoman Perilaku Penyiaran Standard Program Siaran (P3SPS).

"Ketiga sinetron tersebut dipilih berdasarkan pertimbangan banyaknya aduan dari masyarakat. Dari data pengaduan yang masuk ke KPI, yang paling banyak diadukan adalah sinetron 7 Manusia Harimau, sebanyak 121 pengaduan. Kemudian, sinetron Emak Ijah Pengen ke Mekah, dengan 73 pengaduan," paparnya.

Survei yang dilakukan dalam jangka waktu Maret hingga April 2015 tersebut menggunakan metode penelitian peer view assessment yang dirancang secara panel (longitudinal), dengan menyertakan responden yang sama dari satu waktu. Jumlah sampelnya 45 program dari 9.000 program siaran di 15 stasiun televisi. Sampelnya ditarik dengan teknik multistage randomsampling dan margin error 13,8 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Jumlah respondennya 810 orang di sembilan kota di Indonesia. Syarat pendidikannya minimal SMA. Profesinya yaitu ibu rumah tangga, pendidik, aktivis, mahasiswa, tokoh agama, tokoh pemuda, tokoh adat dan masyarakat, birokrat, wartawan, karyawan, TNI/Polri, dan wakil rakyat.

Penulis: Andi Muttya Keteng Pangerang
Editor : Ati Kamil
http://entertainment.kompas.com/read/2015/06/22/162231010/KPI.Umumkan.

Senin, 22 Juni 2015

CU bukan Milik Gereja

CU bukan Milik GerejaHIDUPKATOLIK.com - Komisi Pengembangan Sosial Ekonomi (PSE) Keuskupan Agung Makassar (KAMS) memelopori lahirnya Credit Union (CU) di Sulawesi Selatan. Setelah sembilan tahun, kini umat merasakan manfaatnya.

Untuk mengurangi persoalan sosial ekonomi di Keuskupan Agung Makassar (KAMS), PSE keuskupan mendirikan Credit Union. Dalam perjalanan waktu, kemudian mereka menetapkan bahwa CU merupakan gerakan bersama antara hirarki dan kaum awam.

Untuk kesejahteraan masyarakat, CU memberikan pendidikan pengelolaan keuangan keluarga, menabung, membuka usaha dan lain-lain. Berkat CU, umat diajar untuk mandiri dan membentuk kelompok-kelompok kecil. Dalam kelompok, para anggota saling percaya serta membantu jika ada anggota lain mengalami kesulitan.

Terkait dengan gerakan CU di KAMS, HIDUP mewawancarai Uskup Agung Makassar, Mgr Johannes Liku Ada’, di Hotel Aerotel Smile, Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa, 12/5. Berikut petikannya:

Apa yang dilakukan Keuskupan Agung Makassar (KAMS) untuk memberdayakan ekonomi umat?
Untuk memajukan ekonomi umat, KAMS mendirikan CU pada tahun 2006. Sampai saat ini, di keuskupan kami ada dua CU, yakni CU Mekar Kasih dan Sauan Sibarrung. Sejak awal, kedua CU dilahirkan oleh Komisi PSE KAMS. Agar menjadi gerakan yang terkoordinir, kedua CU itu berada dalam naungan Komisi PSE. Meski begitu, perlu dipahami bahwa kedua CU itu bukan milik PSE KAMS. CU itu, milik para anggota. Hanya saja dalam praktiknya, perlu ada pendampingan dari pihak Gereja atau hirarki.

Pada waktu itu, apa pertimbangan Bapak Uskup menyetujui lahirnya CU di KAMS?
Gerakan CU itu baik untuk pemberdayaan ekonomi umat. Waktu itu, menurut pengamatan saya, jika di KAMS ada gerakan CU, umat akan mengalami perubahan positif. Dengan hadirnya CU, peran awam bisa dilibatkan. Mereka bisa belajar berorganisasi, belajar membuat kebijakan dan mengambil keputusan.

Tidak itu saja, pelajaran untuk menghargai orang non-Katolik juga akan terjadi. Seiring berjalannya waktu, CU di KAMS sudah memiliki anggota non-Katolik. Kami menyambut dengan tangan terbuka, anggota-anggota CU non-Katolik.

Kini, umat sudah merasakan manfaat CU. Kehidupan ekonomi anggotanya sudah banyak yang berubah. Perubahan ini terdengar oleh teman-teman mereka dan secara tidak langsung dapat menarik umat lain untuk ikut bergabung.

Apakah tingkat ekonomi umat mengalami perubahan dengan hadirnya CU?
Perbedaan sebelum dan sesudah adanya CU di KAMS sangat terasa.Menurut pengalaman saya, Gereja telah puluhan tahun berkhotbah untuk mengubah mentalitas sisi ekonomi umat KAMS. Namun hasilnya kurang memuaskan. Tetapi, setelah CU hadir di KAMS, dalam waktu relatif singkat terjadi perubahan pola pikir di kalangan umat, dari yang sebelumnya berpikir konsumtif, kini banyak yang sudah berubah menjadi produktif. Ini merupakan perubahan yang positif.

Upacara-upacara kematian di daerah ini, misalnya, biasanya menghabiskan banyak uang, bahkan ada yang rela mencari utangan. Para Imam sudah puluhan tahun berkhotbah mengajak umat untuk tidak menghabiskan uang untuk upacara kematian. Khotbah tidak mempan. Tetapi, lewat CU, pelan-pelan perubahan pola pikir umat terhadap tradisi upacara kematian mulai berubah.

Apa manfaat paling nyata yang dirasakan umat dengan hadirnya CU di KAMS?
Perubahan paling nyata, dapat dilihat dari segi pengelolaan keuangan. Keluarga menjadi tahu cara mengurus ekonomi mereka. Gerakan CU juga menekankan bidang pendidikan dan pelatihan kepada para anggota. Hal ini merupakan kekuatan CU. Namun, perlu diingat, CU harus selalu bergerak ke arah iman. Jangan menjadikan uang sebagai “dewa” atau tujuan.

Saya senang, saat ini perkembangan CU di KAMS tidak hanya terbatas pada urusan simpan pinjam. Tetapi juga meluas ke usaha produktif di bidang pertanian. Di Toraja, saat ini juga banyak kelompok petani yang lahir dari gerakan CU. Saya lihat, CU ini cocok jika diterapkan bagi keluarga ekonomi menengah ke bawah.

Bagaimana Bapak Uskup melihat prospek CU di KAMS, mengingat pada beberapa periode lalu, banyak CU yang mati?
Ada kalanya, kami di KAMS juga dihantui kekhawatiran CU akan mati. Tetapi saya selalu tegaskan kepada pengurus CU, bahwa dasar berdirinya lembaga ini adalah kepercayaan. Sekali kepercayaan itu hilang, atau salah langkah, CU bisa bubar. Oleh karena itu, rasa saling percaya antar sesama anggota dan pengurus, harus selalu dijaga. Penting juga diketahui, bahwa CU harus berada di bawah naungan PSE KAMS, sehingga kami masih bisa memberikan pendampingan, pengawasan, dan pendidikan.

Godaan terbesar pengurus CU adalah pengelolaan uang. Untuk itu, pengurusnya harus kuat iman dan jangan sampai terjebak pada korupsi. Saat ini, saya gembira melihat pengurus CU bertanggung jawab dan sadar akan tantangan yang dihadapi. Saya berharap ke depan ditingkatkan lagi.

Khusus untuk pendampingan, saya juga mengharapkan para imam di paroki setempat gencar melakukan pendampingan. Tugas imam hanya mendampingi anggota CU, bukan menjadi pengurus langsung.

Apakah Bapak Uskup juga memberi arahan kepada para imam di KAMS untuk terlibat dalam CU?
Menurut Konsili Vatikan II, Gaudium et Spes artikel 43, dijelaskan bahwa kegiatan keduniaan seperti CU adalah tugas kaum awam. Para hirarki seperti uskup dan imam hanya bertugas memberi penyuluhan dan pendampingan rohani. Oleh karena itu, saya selalu mendorong imam di KAMS untuk terlibat mendampingi para anggota CU.

Para imam tidak perlu mengetahui CU secara detail. Mereka hanya perlu mengarahkan anggota-anggota CU agar berada di jalur yang benar. Dibanding imam, peran penting pengurus CU jauh lebih diharapkan.

Sekali lagi, CU bukan milik Gereja atau milik PSE. Gereja hanya sebatas mendukung. Jangan sampai, CU lepas dari pengawasan Gereja. Di KAMS, bahkan pengurus CU-nya sendiri yang meminta agar CU jangan dilepaskan dari Gereja.

Apa harapan Bapak Uskup untuk para pengurus dan anggota CU di KAMS?
Saya berharap agar CU dapat bergerak hingga tingkat komunitas basis. Untuk mencapainya, dibutuhkan kerja sama antara Komisi PSE dengan Komisi Keluarga.

Masalah keluarga, saat ini menjadi keprihatinan Paus Fransiskus. Ia memiliki pandangan sama dengan Yohanes Paulus II, “Jika keluarga baik otomatis Gereja juga akan menjadi baik”. Di Indonesia, pada Natal kemarin, Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) dan Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI) juga menyampaikan pesan Natal yang berhubungan dengan keluarga. Kedepan, Komisi PSE dan Keluarga perlu bekerja sama untuk mendampingi CU.

Apa langkah Bapak Uskup untuk pengembangan CU di KAMS ke depan?
Selanjutnya, perlu ada rumusan atau formula untuk menjalankan CU dengan pendampingan dari Komisi PSE dan Keluarga. Jika kerja sama antara dua komisi itu terwujud, saya kira akan tercipta kekuatan besar.

Kerja sama ini, bisa menjadi terobosan baru di KAMS. Gagasan secara singkat sudah saya jelaskan kepada Komisi PSE dan Keluarga. Mereka menyambut antusias rencana tersebut. Beberapa bulan ke depan, kedua komisi akan mengadakan seminar. Mereka akan merumuskan cara pendampingan CU dengan menggabungkan kerja sama antara kedua lembaga tersebut.

Aprianita Ganadi

Minggu, 21 Juni 2015

SURAT DARI ANAK YANG DI ABORSI

"Akibat Pergaulan Bebas, Anak, Remaja Nekad Aborsi"

Bulan 1 : Bu, panjangku itu cuma 2 cm, tapi aku sudah punya badan Bu. Aku sayang Ibu, bunyi detak jantung Ibu jadi musik terindah yang menemaniku di sini.

Bulan 2 : Bu, aku sudah bisa  ngisep jari imutku loh! Di sini hangat. Nanti kalau aku sudah lahir ke dunia, Ibu janji ya mau main sama aku.

Bulan 3 : Bu, meskipun aku belum tau jenis kelaminku, tapi apapun aku, aku harap Ibu & Ayah bahagia kelak ketika aku lahir ke dunia. Jangan nangis ya Bu, kalau Ibu nangis aku juga ikut nangis di sini.

Bulan 4 : Bu, rambutku sudah mulai tumbuh loh. Ini jadi mainan baruku. Aku bisa menggerakkan kepalaku putar kiri dan putar kanan.

Bulan 5 : Bu, Ibu tadi ke Dokter ya? Dokter bilang apa Bu? Apa itu aborsi Bu? Aku gak diapa- apain 'kan Bu?

Bulan 6 : Ibu datang ke Dokter lagi ya? Bu, tolong kasih tau Dokter itu, kalau aku di sini baik-baik saja, tapi kok Dokter itu mulai memasukkan benda tajam? Benda tajam itu mulai memotong rambutku Bu. Tolong! Aku takuuut. Benda tajam itu mulai memotong kakiku. Sakiiit Bu! Tapi meskipun aku tidak punya kaki,
aku masih punya tangan yang bisa memeluk Ibu. Bu, benda itu sekarang mulai memotong tanganku. Ibu, tolong aku! Aku  janji gak akan nakal Bu. Tapi meskipun aku tidak punya tangan & kaki, aku masih punya mata & telinga untuk melihat senyuman Ibu & mendengar suara Ibu. Tapi... benda itu sekarang sudah mulai
memotong leherku. Ibu, ampun Bu! Beri aku kesempatan untuk hidup. Aku sayang Ibu. Aku pengen peluk Ibu. 
 
Bulan 7: Bu, aku di sini baik- baik saja. Aku sudah bersama orang-orang soleh di surga. Allah mengembalikan organ tubuhku yang dipotong benda tajam itu. Allah memelukku, menggendongku dengan lembut dan Allah membisikkan tentang apa itu aborsi. Kenapa Ibu tega melakukan itu? Kenapa Ibu gak mau menerima aku? Apa salah aku Bu?
 

Sabtu, 20 Juni 2015

TUJUH TEMA BESAR AJARAN SOSIAL GEREJA






Ajaran Sosial Gereja dibagi dalam 7 (tujuh) tema besar.

1.      HIDUP DAN MARTABAT MANUSIA
Kesucian hidup manusia dan martabat pribadi harus dijunjung tinggi melebihi benda-benda dan harus dijaga sejak dikandung ibunya. Ini prinsip dasar ajaran Gereja. Gereja menentang serangan terhadap kehidupan manusia (aborsi, eutanasia, hukuman mati, pembasmian suku bangsa, siksaan, pembunuhan rakyat sipil, rasisme, diskriminasi, dsb.). Gereja tidak anti-perang tapi anti perang yang tidak adil. Hukuman mati hanya boleh demi menjaga kehidupan bangsa, itu pun jikalau tidak tersedia jalan lain yang tidak "membunuh", tapi kalau tersedia, negara harus mengusahakannya demi kesucian dan martabat hidup manusia.

2.      PANGGILAN UNTUK BERKELUARGA, BERKOMUNITAS, DAN BERPARTISIPASI
Panggilan untuk membentuk Keluarga Allah di tengah masyarakat yang melibatkan semua warga. "Tidak baik manusia hidup sendirian" (Kej 2:18). Manusia menjadi baik dan makin sempurna kalau berdua dan bergabung. Membentuk keluarga lalu membentuk negara lalu membentuk Keluarga Allah. Baik-buruknya lembaga keluarga-masyarakat-negara dinilai dari sumbangannya kepada kehidupan dan martabat pribadi manusia. Gereja menolak 2 (dua) ekstrem: ekstrem individualistis (pasar bebas, laissez-faire) dan ekstrem sosial (kolektivisme dan komunisme). Hak tiap orang untuk ambil-bagian dalam hidup masyarakat, harus dijunjung tinggi. Gereja mendorong prinsip subsidiaritas, yang berarti hal yang bisa ditangani oleh warga negara tidak boleh ditangani oleh negara, negara hanya wajib membantu saja.

3.      HAK DAN TANGGUNG JAWAB
Hak asasi manusia selalu berdasar pada dan demi martabat pribadi manusia. Batas hak asasi manusia memang kewajiban asasi manusia (tapi maksudnya bukan kewajiban kemasyarakatan, tapi kewajiban menunaikan martabat manusia yang mencakup kewajiban sosial). Hak asasi paling dasar adalah hak hidup, hak mencapai kepenuhan hidup, dan hak atas keperluan hidup. Hidup yang dimaksud adalah hidup bermartabat (Kekasih Allah, Citra Allah, Keluarga Allah). Hak keperluan hidup, antara lain: pekerjaan, jaminan kesehatan, pendidikan, rumah, berkeluarga, kebebasan beragama, dan hak milik. Kebebasan beragama berarti bebas berhubungan dengan Tuhan yang membebaskan bukan yang memperbudak, kebebasan hati nurani, kebebasan mengungkapkan isi hati dan keagamaan. Hak milik (harta) itu bukan tanpa batas. Batasnya itu kebersamaan. Tak boleh disalahgunakan. Tak boleh ditimbun secara tak adil (negara berhak mendistribusikannya).

4.      KEBERPIHAKAN TERHADAP YANG MISKIN DAN LEMAH;
Mendahulukan orang yang miskin dan tanpa pembela, termasuk anak dalam kandungan, orang cacat, orang jompo, orang dalam sakrat maut, dsb. Ukuran martabat suatu bangsa adalah perlakuannya terhadap orang-orang ini. 

5.      MARTABAT PEKERJAAN DAN HAK PEKERJA
Nilai luhur pekerjaan. Salah satu keperluan hidup yang jadi hak azasi manusia adalah pekerjaan. Pada awalnya manusia dipanggil Tuhan untuk (a) bersama bekerja mengelola bumi dan (b) mengenyam hasilnya bersama. Inilah dua realitas dasar dunia. Kalau dua hal tersebut terjamin, maka damai sejahtera. Pekerjaan adalah kunci penyelesaian masalah sosial. Manusia yang tidak bekerja itu bukan manusia. Karena bekerja, manusia jadi manusia. Pekerjaan adalah dasar kemerdekaan. Tanpa punya pekerjaan pribadi, manusia jadi budak majikan. Kerja-sama bukan hanya bekerja bersama, tapi tanggung jawab bersama. Aku bekerja untuk kamu dan kamu untuk aku. Kesejahteraan yang dibangun bersama itu untuk kamu. Sumbangan majikan kepada masyarakat berupa jasa atau produk dan pekerjaan yang menjunjung tinggi kemanusiaan. Hak buruh, selain hak atas pekerjaan yang aman dan produktif, juga decent-fair-living wage (upah pantas, adil dan menghidupi keluarga), dan hak membentuk serikat buruh untuk melindungi kepentingan buruh. Kewajiban buruh adalah bekerja sepenuh hati dengan setia, a fair day's work for a fair day's pay (memenuhi jam kerja sesuai upah pantas per hari). Sikap buruh menghormati majikan dan sesama buruh, nonviolence (anti kekerasan), "menerima" keadaan (voluntary poverty), anti-diskriminasi, doa, dan kekeluargaan. 

6.      SOLIDARITAS
Solidaritas (setia kawan, solid artinya kokoh). Ini keutamaan kristiani. Asalnya dari kasih Allah Tritunggal (Bapa-Putera-Roh-Kudus saling mengasihi). Dia mempertaruhkan Diri, menyatu menjadi manusia agar manusia menjadi "Allah", dengan menanam kasih-Nya dan semangat Keluarga Allah dalam hati tiap orang, sehingga tiap orang punya semangat menyangkal diri dan semangat altruistis (hidup untuk orang lain). Tujuan akhirnya adalah Keluarga Allah di tengah masyarakat dan di sorga. Sikap yang menonjol adalah penjaga sesama (anti-semangat Kain), penolong orang sengsara, menjadi tempat singgah bagi orang asing (juga imigran), pendidikan anak-anaknya, mencukupi kebutuhannya, dsb. Sikap mengampuni dan mau berdamai dgn musuh. Secara internasional, Gereja minta pengurangan hutang negara miskin. Di masyarakat, umat Allah memelopori perubahan struktur masyarakat.

7.      KEPEDULIAN TERHADAP CIPTAAN ALLAH
Memelihara ciptaan Allah. Keadilan Kristiani berlaku, baik di antara manusia maupun terhadap mahluk lain. Manusia harus tampil sebagai pemelihara setia alam ciptaan, bukan pengeruk alam. Alam adalah jaminan sosial sekarang dan masa depan anak-cucu. Korban pertama paling parah dari pengerukan alam adalah orang miskin. Mereka jadi alat keruk murah. Hanya di alam yang telah rusak itu saja mereka boleh tinggal. Umat Kristiani harus dididik untuk memelihara lingkungan dan menolong orang miskin.

Sumber:
 
Iman Katolik. Ajaran Sosial Gereja. http://www.imankatolik.or.id/ajaran_sosial_gereja.html
Gereja Katolik Santo Yakobus, Surabaya. Ajaran Sosial Gereja
http://www.santoyakobus.org/…/AJARAN-SOSIAL-GEREJA--Tamat-.…
Vatikan. Kompendium Ajaran Sosial Gereja. (Bentuk .pdf)
http://www.vatican.va/…/ju…/documents/kompendium_text_id.pdf

Kamis, 18 Juni 2015

Suster Gaby OP pimpin sekolah Katolik dengan 255 siswa Muslim dan 16 Katolik

Wawancara dengan suster kepala SMK Yos Sudarso, Majenang

Suster Gaby OP 1
SUSTER GABRIELLA SUYATNI OP, lahir 50 tahun lalu di Moyudan, Yogyakarta. Lulusan SMP Pangudi Luhur itu masuk SPG PGRI dan menyelesaikan S1 Bimbingan Konseling di Universitas Sanatha Dharma, Yogyakarta.

Suster yang akrab dipanggil Suster Gaby tinggal bersama dua suster di Susteran OP Majenang dan menjadi kepala  SMK Yos Sudarso Majenang, yang didirikan tahun 1983 oleh Yayasan Sosial Bina Sejahtera (YSBS), pimpinan Pastor Patrick Edward Charlie Burrows OMI (Romo Carolus).

Di SMK Yos Sudarso dengan jurusan busana butik, pemasaran dan akuntansi yang memiliki misi ‘memanusiakan manusia dengan arah mengentaskan kemiskinan lewat berbagai macam cara’ itu Suster Gaby mencintai anak didiknya laksana seorang ibu.

Baru-baru ini Paul C. Pati dari PEN@ Indonesia mewawancarai Suster Gaby di Purwokerto untuk mendengar ketulusannya menghidupkan 43 anak asuh, yang hanya satu dari mereka beragama Katolik.

PEN@ INDONESIA: Berapa jumlah murid dan apa misi sekolah itu?

SUSTER GABRIELLA SUYATINI OP: Jumlah murid di sekolah saya 241 orang, 93 pria dan 148 wanita. Hanya 16 dari jumlah itu beragama Katolik, yang lain Muslim. Sekolah Katolik itu menyiapkan fasilitas bagi orang Muslim, bahkan guru tetap agama bukan guru agama Katolik, tetapi guru agama Islam. Guru agama Katolik hanya honor.

Salah satu misi SMK itu adalah membantu masyarakat meningkatkan taraf hidup, bukan dengan memberi materi, tetapi mendirikan sekolah untuk orang miskin. Pendidikan di sekolah itu di luar standar karena ekonomi siswa-siswinya mayoritas menengah ke bawah.

Bagaimana guru-gurunya?

Ketika menjadi guru di Yayasan Santo Dominikus Purwokerto, semua teman guru berkualitas, bersih, rapi dan tidak ada yang terlambat. Di SMK Yos Sudarso Majenang, guru terlambat itu biasa. Dari pengalaman saya selama di situ, belum pernah satu hari pun tidak ada guru terlambat. Memprihatinkan, guru yang terlambat seperti tidak merasa bersalah.

Bagaimana keadaan murid-muridnya?

Sebagaimana sekolah-sekolah di pelosok, beberapa anak SD hingga SMP dan SMK di Majenang memiliki kebiasaan merokok karena latar belakang keluarga. Saya tertantang, bagaimana mencintai dengan tulus orang yang kata orang ‘tidak layak dicintai’. Dalam doa saya katakan, seandainya mereka adalah saya, Tuhan pasti mencintai saya seperti itu. Mungkin saya dicintai Tuhan tidak sesuai harapan-Nya. Allah menciptakan saya dengan harapan seperti itu tetapi kenyataannya menjadi seperti ini. Tetapi, cinta Allah tidak berkurang. Justru di situ saya rasakan berkat melimpah terus dalam hidup saya.

Apa realisasi cinta suster kepada mereka?

Saya mencintai mereka tanpa syarat. Kalau ada yang bolos, saya bersama para guru mencari informasi tentang anak itu. Kebanyakan yang bolos laki-laki. Saya katakan, kalau begitu bagaimana nanti kamu bertanggung jawab dengan isteri dan anak-anakmu? Kalau kamu baik, kemiskinan keluargamu akan teratasi. Kalau seperti ini nanti kamu kerja ala kadarnya dengan upah ala kadarnya, karena dirimu sendiri ala kadarnya.

Untuk anak-anak kelas 3 yang les sesudah pulang sekolah, saya sediakan magic com dan beras dari donatur. Saat istirahat kedua mereka masak, salah satu anak saya beri 5000 rupiah untuk beli sayur. Saat pulang mereka makan bersama. Sekarang saya tak lagi memberi uang, karena seorang pemilik rumah makan tersentuh dan menawarkan sayur gratis. Saya minta anak-anak ambil sendiri sayur itu.
Saya terharu melihat mereka makan. Di dunia seperti sekarang, mereka makan bersama bukan dengan piring. Sayur dan nasi dituangkan semua ke baki. Mereka mengelilinginya dan makan bersama. Saya kagum dengan kesatuan dan kebersamaan mereka.

Ada pengalaman menarik lain?

Saya pernah mengunjungi keluarga dengan lima anak. Orangtuanya bekerja sebagai pemetik kangkung dari jam 10 malam sampai 5 pagi. Gajinya 25 ribu rupiah. Rumahnya tidak ada kamar mandi. Anak remaja semua mandi di ruangan yang hanya ditutup karung beras. Mereka makan dan tidur di satu ruangan. Di samping tempat tidur terletak tungku.

Tiga  anak keluarga itu kini menjadi anak asuh saya. Sebenarnya kakak tertua sudah tiga tahun tidak sekolah setelah lulus SMP. Karena berpikir dia perlu juga mengangkat ekonomi keluarga, saya bertanya, ‘Mas mau sekolah?” Dia malu dan menolak, karena adik-adiknya sudah jadi anak asuh saya, merasa sudah tua, dan malu ngak bisa ikuti pelajaran.

Tapi saya katakan, “Tidak ada orang bisa mengalahkan kehendak sendiri, kalau maunya tidur, disuruh berlari dia akan tetap tidur. Silahkan tanya pada kehendakmu sendiri, mau berhasil atau tidak, mau baik atau tidak, mau lulus SMP, SMK atau Perguruan Tinggi.” Dia masih mikir. “Kalau suster pindah siapa yang biayai saya?” tanya dia. “Itu soal gampang Mas. Ada bank, bisa transfer. Kalau saya minta izin ke Majenang untuk mengurus kalian, pasti boleh oleh pemimpin saya,” jawab saya. Karena masih mikir, saya tinggalkan formulir dengan pesan, “kalau minat, diisi saja, kalau tidak, ngak apa-apa.”

Ternyata dia mengisi formulir dan kini sekelas dengan adiknya. Dia lebih pintar dari adiknya. Karena mau lebih pintar matematika, saya setuju usulannya untuk les. Kebetulan ada guru Katolik yang mau memberi les dengan harga 50 ribu rupiah sebulan untuk anak asuh saya.

Ketiga anak itu tidak bayar uang apa pun. Bahkan, kalau di susteran ada beras kita kasih kepada mereka. Saya menangis mendengar bahwa mereka setiap pagi hanya sarapan dengan sambel, padahal makanan di susteran sering tidak habis. Kalau ada makanan di susteran kita panggil mereka.

Suster biayai semua ongkos sekolah mereka?

Ketiga anak itu adalah bagian dari 10 anak asuh yang saya biayai semua, SPP, uang makan dan uang jalan. Saya punya 43 anak asuh. Hanya satu beragama Katolik. Khusus untuk anak-anak dari pemetik kangkung itu saya pinjamkan sepeda sumbangan seorang umat Katolik.

Anak-anak didik saya umumnya naik motor dan jalan kaki. Mereka lebih bangga jalan kaki daripada turun naik sepeda. Nampaknya masih ada gambaran bahwa naik sepeda itu rendah. Memang saya mengerti karena mereka masih remaja, masih mencari harga diri.

Kami masih merencanakan pembiayaan berkelanjutan bagi ketiga anak itu untuk meneruskan pendidikan setelah tamat dari SMK.

Apakah anak-anak asuh suka membantu suster juga?

Ya, kalau ada waktu kosong, dengan suka rela mereka datang ke rumahku untuk nyapu, ngepel, cabut rumput atau bersihkan kebun. Kalau mereka datang tentu saya beri makanan, tapi masak sendiri. Yang lain kerja, yang lain masak.

Mereka terlibat kegiatan sosial. Misalnya, mereka jalan dari SMK menuju gereja. Dalam perjalanan mereka memungut sampah dan memasukkan dalam tas kresek yang mereka bawa. Kami hanya minta melakukan yang baik. Namun lewat analisa, kami menemukan masalah sosial yang besar adalah sampah. Mereka menyadari kalau mau hidup sehat harus buang sampah ke tempatnya.

Apakah anak-anak itu tahu bahwa suster beragama lain?

Mereka tahu. Bahkan mereka bertanya mengapa saya, orang Katolik, mau bantu orang Muslim. Saya jawab, ‘Kami bukan membantu agamanya tapi membantu orangnya.’ Kami harus membantu siapa saja yang membutuhkan bantuan, apapun agamanya.

Lalu saya katakan, ‘Kalau saya kafir, nanti kamu menjadi pintar karena orang kafir, karena saya mengajar kamu.’  Hanya sekali itu saya mendengar anak mengatakan saya kafir.

Kalau teman suster mampir, mereka katakan “kami mau lihat suster lain, bukan suster saja.” Saya ajak mereka ke rumah dan katakan, “Susternya pingin bakso.” Langsung mereka belikan bakso, siapkan mangkok dan mencucinya selesai digunakan. Bahkan kalau ada doa lingkungan, mereka siapkan tikar.

Apakah di Majenang ada paroki?

Ada. Paroki Santa Theresia Majenang diresmikan tanggal 1 Oktober 2010. Kalau saya datang membersihkan gereja, anak-anak mengajak teman-teman lain untuk membantu menyapu dan mengepel. Kalau Gereja mengadakan aksi sosial, mereka yang membungkus sembako serta membagikannya. Saat ada Hari Raya Gereja pun mereka ikut terlibat, misalnya hari Minggu Palma mereka membawa palma.

Tentu semua itu tidak bertujuan mengkatolikkan mereka. Bagaimana mereka tahu itu?

Saya katakan sejak awal bahwa, “Saya bantu kamu, tapi kamu tidak boleh Katolik. Begitu kamu Katolik, saya dikira mengkatolikkan dan cinta kasih kami terhambat. Maka silahkan sholat lebih rajin, dan jangan menjadi Katolik.” Buktinya, yang tertua dari kakak-beradik yang saya sebut tadi tetap guru ngaji untuk anak SD. Setiap azan, dia yang pimpin sholat, dia imamnya.

Dengan menjadi murid dan bekerja dengan saya mereka lebih rajin sholat. Kalau tidak sholat, saya tegur dengan mengatakan bahwa kehidupanmu tidak kuat tapi rapuh. “Kalau kamu tidak terbiasa dengan udara Allah, nanti Allah memberi surga kamu tidak kerasan. Tuhan kasih surga, tapi karena tidak biasa ber-AC, kamu jauh-jauh dari AC, padahal itu AC dari Tuhan. Kamu harus biasakan diri dengan udara Allah. Udara Allah adalah kebaikan. Tidak ada lain!”

Mereka tidak merasa berdosa masuk gereja atau kerja dengan suster?


Tidak. Sebelumnya saya tanya, “Kalau kamu masuk gereja berdosa nggak?” Mereka jawab tidak. “Di agamamu diajarkan ngak?” Mereka jawab, “Ngak!” Maka, ketika ke Yogyakarta untuk Pesta 25 Tahun Imamat seorang imam, dua anak asuh ikut. Demikian juga ketika menghadiri Misa Pernikahan, mereka duduk di depan menyaksikan upacara pernikahan.

Mereka bertanya tentang artinya salib. Saya jelaskan bahwa untuk menjadi sempurna seseorang bukan saja harus dekat dengan Allah tapi juga dengan sesama. Kalau manusia punya hubungan baik dengan Allah tetapi tidak baik dengan sesama, dia tidak dapat kesempurnaan di dalam Allah.

Mereka mulai terbuka. Tapi ada yang bertanya, “Suster di tempat suster ada yang najis, ngak?” Saya bilang ada, tapi najis bukan yang masuk tapi yang keluar. “Kalau saya marah tanpa alasan, itu bisa najis.” Saya menjelaskan tentang perbedaan roh jahat dan roh baik dengan mengatakan bahwa roh jahat adalah kemalasan, mabuk-mabukan, merokok.

Apa refleksi suster tentang kerja sama dengan anak-anak asuh itu?

Saya tumbuh mekar di tengah orang Muslim. Di SMK Yos Sudarso Majenang, anak-anak boleh masak dan makan, bahkan tidur di situ. Yang tinggal jauh boleh tidur di sekolah bersama penjaga malam.
Justru di tengah orang Muslim, saya bisa menghadirkan cinta kasih tulus, sungguh-sungguh, dan tanpa benteng. Saya bangga. Memang, kalau berkunjung ke pegunungan, saya mencari murid, dan melihat masih banyak orang tidak punya wc sehingga buang air besar di kebun. Kesehatan pasti kurang.

Benar, 10 persen murid saya adalah dari keluarga miskin yang saya ‘tarik’ dari pegunungan dan pedesaan untuk bersekolah tanpa bayar. Kepada mereka kami sediakan rumah singgah tanpa bayar, tapi mereka masak sendiri dengan beras yang diberikan umat Katolik.

Bagaimana tanggapan tokoh Muslim di sana?

Pertama mereka menganggap SMK Yos Sudarso itu sekolah Katolik dan agamanya pasti Katolik. Tapi kini, mereka mulai terbuka, karena tahu tidaklah demikian. Buktinya, sebelum ujian sekolah, kami panggil kiai untuk berdoa. Saya wajibkan semua anak perempuan Muslim memakai jilbab.
Dalam rapat kepala sekolah, ada kepala sekolah yang mengajak saya datang ke sekolahnya. Katanya, belum ada orang seperti suster datang ke sekolahnya. “Ya sudah. Nanti saya datang bersama anak-anak saya.”

Ketika mengajar pengalaman bahagia dan sedih, seorang anak mengatakan pengalaman bahagianya adalah saat pertama kali bertemu dan melihat suster. Itu pun terjadi di masyarakat. Kalau saya memasuki gang untuk pulang ke rumah, anak-anak kecil keluar dan memanggil, suster … dalem (semoga Tuhan memberkati) … suster.***

http://penakatolik.com/2013/06/22/suster-gaby-op-pimpin-sekolah-katolik-dengan-255-siswa-muslim-dan-16-katolik/

Sabtu, 13 Juni 2015

Paus: Selamatkan Jiwa Anakmu, Jauhkan Gadget

Paus: Selamatkan Jiwa Anakmu, Jauhkan Gadget 


TEMPO.CO, Vatikan City - Paus Fransiskus memberikan peringatan kepada orang tua agar tidak membiarkan anak-anaknya memiliki komputer atau perangkat elektronik lainnya di kamar tidurnya.

Peringatan Paus tersebut dikarenakan khawatir akses Internet yang mudah dijangkau dengan konten yang bebas membuat orang tua kesulitan mengontrol anak-anak mereka ketika mengoperasikan komputer di kamar tidur.

Seperti dilansir Priemer Christian Radio pada Selasa 9 Juni 2015, pernyataan tersebut disampaikan Paus daro atas pesawat yang mengantarnya kembali dari kunjungannya ke Bosnia Herzegovina.

Paus mengkritik orang-orang yang "terlalu lekat pada komputer, buruk bagi jiwa" dan "membuat Anda menjadi budak bagi komputer Anda."

Paus mendorong orang tua untuk menempatkan komputer di ruang komunal supaya tetap dapat mengawasi ketika mereka menggunakannya. Pengawasan ini penting agar anak-anak terhindari dari konten pornografi atau program yang kosong dan tanpa nilai.

Paus mengakui dunia online adalah bagian dari kemajuan umat manusia dan kenyataan yang tidak bisa kita abaikan. "Tapi ketika dibutuhkan jauh dari komunal dan kehidupan keluarga, kehidupan sosial, olahraga, seni dan kami tetap melekat pada komputer kita, ini adalah penyakit psikologis. Ini pasti."

Dia berbicara tentang bahaya yang lebih luas dari komputer, televisi dan telepon pintar. Paus berujar, orang tua merasa anak-anak berada di 'dunia lain' ketika mereka mencoba untuk memiliki waktu bersama keluarga, seperti makan bersama.

Meski Paus Francis memiliki sekitar 19 juta pengikut di situs media sosial Twitter, tetapi dia tidak banyak terlibat di dalamnya. Paus mengatakan ia belum menonton televisi lebih dari 20 tahun, atau terhitung sejak 1990.

PRIEMER CHRISTIAN RADIO | YON DEMA



http://dunia.tempo.co/read/news/2015/06/12/117674336/paus-selamatkan-jiwa-anakmu-jauhkan-gadget

Jumat, 12 Juni 2015

Siswi SMA Katolik Rajawali diundang mendongeng di Korea

Siswi SMA Katolik Rajawali diundang mendongeng di Korea thumbnail
Savira Devi Amorita
Seorang siswi SMA Katolik Rajawali Makassar, Sulawesi Selatan, Safira Devi Amorita mendapat undangan Institution of Asia Cultural Development, sebuah lembaga pengembangan budaya Asia yang berpusat di Korea Selatan.


Lembaga itu menilai Safira sebagai sosok anak yang penuh bakat dan cocok jadi panutan anak Asia. Presiden Asia Cultural Center (ACC), Choi Jong Man melalui suratnya ke orangtua Safira dan SMA Katolik Rajawali mengharapkan Safira bisa ikut meramaikan pembukaan Festival Pusat Kebudayaan Asia, Asia Culturtal Center Children. Safira diundang hadir mulai 4 hingga 12 September untuk mendongeng di depan ribuan orang termasuk warga Gwangju dan orang penting lembaga tersebut.

Safira yang mewakili Indonesia, mendapat waktu istimewa di acara tersebut. Panitia memberikan satu acara khusus bernama Story in Tent with Safira Devi Amorita.

“Ini tentu undangan yang sangat membanggakan kami sebagai orangtua, tentu juga membanggakan bagi SMA Katolik Rajawali, Kota Makassar, dan Indonesia,” kata orangtua Safira, Puguh Herumawan, Rabu 10 Juni.

Jika Safira bersedia hadir, panitia menyediakan seluruh biaya penerbangan dari Indonesia ke Korea Selatan dan sebaliknya, biaya akomodasi, serta biaya transportasi selama Safira berada di Korea Selatan. (fajar.co.id)

http://indonesia.ucanews.com/2015/06/11/siswi-sma-katolik-rajawali-diundang-mendongeng-di-korea

Selasa, 19 Mei 2015

Berbalik arah menekuni hidup baru sebagai suster biarawati.

BERBALIK arah 180 derajat total. Inilah yang dilakukan Ollala Oliveros, mantan foto model papan atas Spanyol yang di tengah puncak karirnya sebagai model memutuskan ‘pensiun dini’. Berbalik arah menekuni hidup baru sebagai suster biarawati.

Sebagai model, Olalla tidak saja cantik di wajahnya. Melainkan juga rupawan raganya. Foto-fotonya muncul di banyak media iklan seperti slot-slot iklan televisi, banner iklan di media cetak.

Menurut media lokal di Spanyol, Olalla Oliveros memutuskan ‘banting stir’ menekuni profesinya yang baru sebagai suster biarawati pertengahan November 2014 lalu. Menurut dia, keputusannya berbalik arah 180 derajad meninggalkan dunia gemerlap dan kemudian menjalani hidup kudus sebagai suster biarawati terjadi setelah dia mengalami pengalaman ‘super dahsyat’ dalam hidupya.


Ziarah ke Fatima

Namun, ia mengaku tidak tertarik untuk bercerita lebih lanjut tentang pengalaman spiritual yang disebutnya ‘mengguncangkan’ itu. Itu terjadi, kata dia, ketika ia melakukan ziarah ke Fatima di Portugal. Di sana, katanya, dia mengalami apa yang sering disebut ‘perjumpaan dengan Tuhan’ dimana Bunda Maria memberi petunjuk agar dirinya mau menjadi seorang biarawati.

Menurut Olalla, saat itu sama sekali dia tidak bisa membayangkan dirinya sekali waktu akan berbusana layaknya seorang suster biarawati. “Sungguh-sungguh tidak masuk akal,” kata dia sebagaimana dilansir oleh beberapa media di Spanyol.

Yang saya hanya bisa ingat, lanjut Olalla, di dalam benaknya waktu itu sudah kepikiran kalau-kalau pengalaman rohani itu merupakan ‘panggilan’ Tuhan. “Menurut saya, Tuhan takkan pernah salah. Ia mengajakku bergabung masuk dan saya tak kuasa menolaknya,” terang dia.

Kini, Olalla sudah bergabung masuk dalam Kongregasi Suster-suster Biarawati Saint Michael. Menurut dia, dirinya hanya ingin menjadi seorang suster yang biasa-biasa saja.

Kisah menarik ini sebenarnya bukan pertama kali terjadi di panggung selebriti. Beberapa dekade lalu, Suster Dolores Hart juga melakoni perjalanan hidup yang sama. Setelah malang melintang di Hollywood, Dolores Hart lalu banting stir, berbalik arah menjadi suster biarawati Ordo Benediktin dan sepenuhnya meninggalkan dunia gemerlap sebelumnya.

Sebelum menjadi suster biarawati, Suster Delores Hart adalah bintang film papan atas Hollywood. Bahkan dia pernah berpasangan dalam sebuah film layar lebar bersama Raja Rock ‘n Roll Elvys Presley.

Sumber: http://www.ncregister.com/blog/pat-archbold/beautiful-model-gives-up-flourishing-career-to-become-nun

http://www.sesawi.net/2014/12/16/olalla-oliveros-suster-biarawati-ini-mantan-model-papan-atas/

Minggu, 10 Mei 2015

Surat Cinta Berusia 500 Tahun di Korea



Sebuah surat berusia 500 tahun ditemukan di sebuah makam tua di Kota Andong, Korea Selatan. Tak hanya sepucuk surat, di dalam makam tersebut juga ditemukan sepasang sandal tua. Surat dan sepasang sandal itu ternyata adalah bagian dari jenazah pria yang dimakamkan tersebut.

Dilansir dari koreaboo.com, bulan April 1998, para arkeolog membongkar peti mati dari pria bernama Eung Tae Lee, pria dari abad ke-16 yang meninggal di usianya yang baru 30 tahun. Saat makamnya dibongkar, para arkeolog menemukan sepucuk surat yang rupanya ditulis oleh sang istri. Juga ada sepasang sandal yang dibuat sendiri oleh istri dari rambut dan jalinan kulit.

"Kepada Ayah Won

1 Juni, 1586

Kau selalu berkata, "Sayangku, mari kita habiskan hidup bersama hingga akhir hayat dan meninggal di hari yang sama." Tapi bagaimana kau meninggal lebih dulu? Kepada siapa kini aku dan putraku mengadu dan bagaimana kami hidup selanjutnya? Teganya kau meninggalkanku lebih dulu.

Ingatkah bagaimana kita dulu saling menautkan hati masing-masing? Setiap kali kita tidur berbaring bersama, kau selalu bilang, "Sayangku, apakah orang lain bahagia dan saling mencintai seperti kita? Apakah ada yang sebahagia kita di luar sana?" Betapa teganya kau melupakan itu semua dan meninggalkanku sendiri?

Aku tak bisa hidup tanpamu. Aku hanya ingin pergi bersamamu. Ajaklah aku pergi bersamamu. Perasaan cintaku padamu tak akan pernah luntur dan penderitaan ini terasa makin menyiksa saja. Bagaimana aku menata hatiku sekarang dan bagaimana aku membesarkan seorang anak yang akan selalu merindukanmu?

Tolong baca surat ini dan berikan jawabanmu melalui mimpiku. Karena aku ingin mendengar penjelasan lengkapmu dalam mimpiku, kubuat surat ini dan kuletakkan di dekatmu. Lihatlah lebih dekat dan bicaralah padaku.

Entah kapan aku melahirkan bayi yang kukandung ini, siapa pula nanti yang bisa ia panggil ayah? Adakah orang yang bisa merasakan penderitaan yang kualami? Hanya aku yang merasakan tragedi pedih ini di muka bumi.

Kau hanya berada di tempat yang berbeda dan tak merasakan rasa duka yang dalam seperti yang kurasakan. Selamanya aku akan menderita. Tolong baca surat ini dan temui aku dalam mimpi, aku ingin melihatmu, aku aku ingin mendengar jawabanmu. Aku percaya aku bisa melihatmu dalam mimpi. Datanglah diam-diam dan tunjukkan dirimu. Ada banyak hal yang ingin aku katakan..."